Kini ramai orang membicarakan dan mendengarkan Podcast. Konten audio ini sedang hits dan banyak digemari pengguna internet.
Dari dunia bisnis, pemasaran podcast (podcast marketing) mulai berjalan tahun ini (2020).
Banyak perusahaan merilis konten audio untuk membangun kepercayaan (trust), terhubung dengan audiens mereka pada tingkat pribadi, dan meningkatkan kesadaran merek (brand awareness).
Podcasting bukanlah hal baru. Konten audio ini berakar tahun 1960-an, ketika beberapa acara radio dari ABC dan lainnya disiarkan di Amerika Serikat.
Banyak program radio ini dibatalkan pada akhir 1980-an, tetapi revolusi audio digital telah berhasil dan konten audio digital tetap ada.
Pada 1990-an, audio digital dalam CD dan DVD secara bertahap menggantikan kaset analog dan piringan hitam. Setelah satu dekade, popularitas file mp3 semakin mengganggu industri audio.
Podcast muncul tahun 2003 dalam bentuk cerita audio yang dikirimkan langsung ke iPod dan oleh karena itu dinamai ‘podcast’ = iPod + Broadcast.
Bisa dibilang, podcast ini “radio baru” era internet atau “bentuk baru radio” (new form of radio). Podcaster adalah penyiar radio “zaman now”.
Sebagian karakteristik radio juga ada di podcast, seperti auditory, fleksibilitas, theatre of mind, sederhana, hangat, akrab, dan personal. Itulah sebabnya saya katakan podcast ini “radio baru”.
Podcast lambat-laut menyamai popularitas video. Alasannya, berbeda dengan nonton video yang butuh konsentrasi penuh –karena video sama dengan televisi sebagai “media dengar dan pandang”, podcast jauh lebih fleksibel.
Sebagaimana radio, podcast bisa dinikmati sambil mengerjakan hal lain atau tanpa mengganggu aktivitas yang lain, seperti memasak, mengemudi, belajar, dan membaca buku.
Podcast –sebagaimana radio– juga tampil sebagai teman pribadi –di rumah, di meja belajar, di perjalanan, atau teman minum kopi saat pagi, sore, atau malam hari.
Selain itu, sebagaimana pesawat radio, podcast pun mobile atau portable, mudah dibawa ke mana saja –wong ada di HP!