Pengertian Komunikasi Interpersonal, Jenis, Proses, dan Elemennya

Posted on

komunikasi personal

Komunikasi interpersonal (interpersonal communication) atau komunikasi antarpribadi merupakan salah satu jenis komunikasi. Memahami pengertian komunikasi interpersonal akan memandu kita berkomunikasi dengan baik, efektif, dan lancar dalam menyampaikan pesan.

Ada orang yang ahli pidato, terampil public speaking, bahkan dijuluki “singa podium” karena kehebatannya dalam berpidato. Namun, ia belum tentu terampil pula dalam komunikasi interpersonal.

Ada orang yang ahli komunikasi tulisan, pandai menulis artikel, bahkan menulis buku. Namun, ia belum tentu bagus dan disukai saat komunikasi interpersonal.

Sebaliknya, ada orang yang begitu efektif dan menyenangkan saat komunikasi interpersonal, namun tidak begitu bagus ketika melakukan jenis komunikasi yang lain, misalnya pidato atau menulis.

Sama seperti jenis komunikasi lainnya, komunikasi interpersonal melibatkan informasi, ide, dan perasaan yang dipertukarkan secara verbal atau non-verbal.

Komunikasi interpersonal terjadi antara dua orang atau lebih. Komunikasi tatap muka ini seringkali melibatkan mendengar, melihat, dan merasakan bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan gerak tubuh.

Keterampilan komunikasi dan interpersonal merupakan bagian penting dari kesuksesan pergaulan sehari-hari dan keberhasilan di tempat kerja, terutama untuk posisi seperti manajer.

Jika Anda memiliki keterampilan komunikasi antarpribadi yang kuat, Anda dapat dengan jelas mengungkapkan niat dan pikiran Anda, memperkaya hubungan profesional dan kehidupan pribadi Anda.

Keterampilan komunikasi interpersonal yang kuat membantu mengurangi kemungkinan kesalahpahaman yang selanjutnya menurunkan risiko pertengkaran, perasaan sakit hati, dendam, dan sejenisnya.

Pengertian Komunikasi Interpersonal

Secara bahasa, komunikasi interpersonal artinya komunikasi antarpribadi, antarorang perorangan, atau antar-individu.

Makna komunikasi interpersonal dasar yang paling lugas adalah “komunikasi tatap muka” (face-to-face communication).

Meskipun kata kunci dalam definisi komunikasi adalah “tatap muka”, namun perkembangan teknologi komunikasi saat ini mendorong perluasan definisi komunikasi interpersonal untuk memasukkan media seperti panggilan telepon dan pesan online.

Dalam literatur komunikasi, misalnya buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (2010) karya Dedy Mulyana, komunikasi interpersonal diartikan sebagai “komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap setiap reaksi secara langsung baik verbal maupun nonverbal.”

Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik (dyadic communication) yang melibatkan hanya dua orang, seperti suami-istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid, dan sebagainya.

Ciri komunikasi diadik adalah pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak yang dekat; pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan spontan, baik secara verbal maupun nonverbal.

Pakar komunikasi Joseph A. Devito, sebagaimana dikutip dari jurnal Proses Komunikasi Interpersonal (2013), menjelaskan pengertian komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan secara verbal maupun nonverbal antara dua orang atau lebih yang saling memengaruhi.

Bara Juga:  Podcast Seni Komunikasi: 4 Keterampilan Komunikasi

Verbal mencakup kata-kata yang digunakan dan kata-kata yang ditekankan, baik secara lisan (diucapkan) maupun secara tertulis –teks pesan singkat (SMS), pesan WhatsApp, email, emoji, tanda baca, juga kejelasan dan nada.

komunikasi verbal

Nonverbal mencakup bahasa tubuh (body language), ekspresi wajah, nada suara, dan gerak tubuh. Sekali lagi, penting bagi pendengar untuk menangkap dan menafsirkan isyarat non-verbal dengan benar.

Bahasa Tubuh Komunikasi Interpersonal

Menurut pakar komunikasi lainnya, R. Wayne Pace, komunikasi interpersonal adalah proses komunikasi antara dua orang atau lebih secara tatap muka sehingga memungkinkan komunikator menyampaikan pesan secara langsung dan komunikan menanggapinya pada saat yang bersamaan.

Komunikasi interpersonal juga didefinisikan sebagai komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih yang biasanya tidak diatur secara formal.

Dean C. Barnlund mengartikan komunikasi interpersonal sebagai pertemuan dua orang atau lebih yang terjadi secara spontan dan tidak terstruktur.

Dengan demikian, komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi, ide, pendapat, dan perasaan yang terjadi antara dua orang atau lebih secara langsung bertatap muka.

Contoh komunikasi interpersonal antara lain percakapan antara dua orang yang saling mengenal dan tidak sengaja bertemu, dua sahabat yang saling mencurahkan isi hatinya, dialog antara dokter dan pasien, obrolan antara sopir angkot dan penumpang, dan banyak lagi.

Ketika dua orang atau lebih berada di tempat yang sama dan menyadari kehadiran satu sama lain, maka komunikasi berlangsung, tidak peduli seberapa halus atau tidak disengaja.

Komunikasi interpersonal melibatkan pesan yang dikatakan atau disampaikan, bahasa yang digunakan, juga bagaimana hal itu dikatakan.

Dalam komunikasi interpersonal juga ada pesan non-verbal yang dikirim melalui nada suara dan ekspresi wajah atau bahasa tubuh lainnya.

Tanpa ucapan, seseorang mungkin menggunakan isyarat postur, ekspresi wajah, dan bahkan pakaian untuk membentuk kesan tentang peran, keadaan emosi, atau kepribadian.

Meskipun tidak ada komunikasi yang dimaksudkan, orang lain bisa menerima atau memahami pesan melalui bentuk perilaku nonverbal tersebut.

Menurut Julia T. Wood dalam Komunikasi Interpersonal Interaksi Keseharian (2013), ada tiga model komunikasi antarpribadi:

  1. Model linier atau searah — seseorang bertindak terhadap orang lain.
  2. Model interaktif — menggambarkan komunikasi sebagai proses pendengar memberikan umpan balik.
  3. Model transaksional — menekankan pada pola komunikasi yang dinamis dan berbagai peran yang dijalankan seseorang selama proses interaksi.
Bara Juga:  Pengertian Komunikasi Verbal dan Non-Verbal

Dari uraian di atas dapat disimpulkan, komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara dua orang atau lebih secara tatap muka, seringkali spontan, tidak formal, melibatkan verbal dan nonverbal, serta umpan balik langsung.

Elemen Komunikasi Interpersonal

Banyak penelitian telah dilakukan untuk mencoba memecah komunikasi interpersonal menjadi beberapa elemen agar dapat lebih mudah dipahami.

Sebagaimana elemen komunikasi pada umumnya, komunikasi antarpribadi ini meliputi komunikator, pesan, gangguan, saluran, dan umpan balik, sebagaimana proses komunikasi .

Proses Komunikasi

1. Komunikator

Komunikator adalah orang yang menyampaikan pesan. Untuk setiap komunikasi terjadi harus ada setidaknya dua orang yang terlibat. Sangat mudah untuk berpikir tentang komunikasi yang melibatkan pengirim dan penerima pesan.

Namun, masalah dengan cara melihat hubungan ini adalah bahwa hal itu menghadirkan komunikasi sebagai proses satu arah di mana satu orang mengirim pesan dan yang lain menerimanya. Saat satu orang berbicara dan yang lain mendengarkan, misalnya.

Kenyataannya komunikasi hampir selalu kompleks, proses dua arah, dengan orang-orang mengirim dan menerima pesan ke dan dari satu sama lain secara bersamaan.

Dengan kata lain, komunikasi adalah proses interaktif. Saat satu orang berbicara, yang lain mendengarkan –tetapi saat mendengarkan mereka juga mengirimkan umpan balik dalam bentuk senyuman, anggukan kepala, dan sebagainya.

Tidak ada komunikasi tanpa pengirim dan penerima. Namun, banyak orang keliru dengan menugaskan hanya satu pembicara dan satu pendengar ke dalam percakapan. Komunikasi interpersonal yang efektif membutuhkan semua pihak untuk mengambil peran, mengirim, dan menerima pesan pada waktu yang tepat.

2. Pesan

Pesan (message) tidak hanya berarti ucapan yang digunakan atau informasi yang disampaikan, tetapi juga pesan non-verbal yang dipertukarkan seperti ekspresi wajah, nada suara, gerak tubuh dan bahasa tubuh.

Perilaku non-verbal dapat menyampaikan informasi tambahan tentang pesan yang diucapkan. Secara khusus, dapat mengungkapkan lebih banyak tentang sikap emosional yang mungkin mendasari isi pidato.

Elemen pesan mencakup informasi dalam semua bentuk yang mungkin, termasuk komunikasi ucapan dan non-verbal.

3. Kebisingan

Kebisingan (noise) atau gangguan memiliki arti khusus dalam teori komunikasi. Ia mengacu pada segala sesuatu yang mendistorsi pesan, sehingga apa yang diterima berbeda dengan apa yang dimaksudkan oleh pembicara.

Sementara ‘kebisingan’ fisik (misalnya, suara latar atau pesawat jet yang terbang rendah) dapat mengganggu komunikasi, faktor lain dianggap sebagai ‘kebisingan’.

Penggunaan jargon yang rumit, bahasa tubuh yang tidak tepat, kurangnya perhatian, ketidaktertarikan, dan perbedaan budaya dapat dianggap ‘berisik’ dalam konteks komunikasi interpersonal.

Bara Juga:  Pengertian Komunikasi Non-Verbal dan Fungsinya

Dengan kata lain, setiap distorsi atau inkonsistensi yang terjadi selama upaya berkomunikasi dapat dilihat sebagai noise.

Kebisingan mencakup segala sesuatu yang mengganggu, mendistorsi, atau menguasai pesan. Elemen ini mencakup segala sesuatu mulai dari kebisingan berbasis fisik (misalnya, suara lalu lintas, teriakan bayi di meja sebelah) hingga kesulitan yang lebih abstrak seperti kesalahpahaman budaya, jargon perusahaan yang berlebihan, menunjukkan ketidaktertarikan, atau bahasa tubuh yang tidak pantas.

4. Feed Back

Umpan balik (feed back) terdiri dari pesan yang dikembalikan penerima, yang memungkinkan pengirim mengetahui seberapa akurat pesan telah diterima, serta reaksi penerima.

Penerima juga dapat menanggapi pesan yang tidak disengaja serta pesan yang disengaja.

Jenis umpan balik berkisar dari pernyataan verbal langsung, misalnya “Katakan lagi, saya tidak mengerti”, hingga ekspresi wajah yang halus atau perubahan postur tubuh yang mungkin menunjukkan kepada pengirim bahwa penerima merasa tidak nyaman dengan pesan tersebut.

Umpan balik memungkinkan pengirim untuk mengatur, mengadaptasi, atau mengulangi pesan untuk meningkatkan komunikasi.

Elemen komunikasi interpersonal ini mengaburkan garis dengan ide “pengirim dan penerima”, tetapi cukup berbeda untuk bdan dianggap terpisah.

Umpan balik terbatas pada reaksi langsung terhadap pesan yang dikirim. Umpan balik dapat berupa apa saja mulai dari verbal (mis., “Saya setuju,” atau “Saya bingung; apa maksud Anda?”) hingga nonverbal (mis., ekspresi wajah, perubahan bahasa tubuh/sikap).

5. Konteks/Latar belakang

Semua komunikasi dipengaruhi oleh konteks di mana itu terjadi. Namun, selain melihat konteks situasi tempat terjadinya interaksi, misalnya di dalam ruangan, kantor, atau mungkin di luar ruangan, konteks sosial juga perlu diperhatikan, misalnya peran, tanggung jawab, dan status relatif para partisipan.

Iklim emosional dan harapan peserta interaksi juga akan memengaruhi komunikasi. Pembicara harus memperhatikan suasana hati dan suasana umum pendengar dan di mana mereka berada. Konteks meliputi lokasi fisik, suasana hati atau iklim emosional, dan konteks sosial.

6. Saluran

Saluran mengacu pada sarana fisik di mana pesan ditransfer dari satu orang ke orang lain.

Dalam konteks tatap muka saluran yang digunakan adalah wicara dan penglihatan, namun dalam percakapan telepon saluran tersebut hanya terbatas pada wicara saja.

Elemen ini mencakup pemindahan pesan dari pengirim ke penerima dan mengacu pada penglihatan dan ucapan.

Halaman berikutnya: Karakteristik dan Prinsip Komunikasi Interpersonal