Komunikasi personal (personal communication) merupakan salah satu jenis komunikasi. Berikut ini pengertian komunikasi personal atau komunikasi pribadi dan tipsnya.
Pengertian Komunikasi Personal
Komunikasi personal adalah komunikasi seputar diri seseorang, baik dalam fungsinya sebagai komunikator maupun sebagai komunikan.
Komunikasi personal terdiri dari dua, yaitu komunikasi intrapersonal dan komunikasi interpersonal.
1. Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi intrapersonal atau komunikasi intrapribadi (intrapersonal comunication) adalah komunikasi yang berlangsung dalam diri seseorang.
Dia berbicara pada dirinya sendiri. Berdialog dengan dirinya sendiri. Bertanya dengan dirinya sendiri.
Komunikasi intrapersonal dapat didefinisikan sebagai komunikasi dengan diri sendiri, dan itu mungkin termasuk percakapan diri, tindakan imajinasi dan visualisasi, dan bahkan ingatan dan ingatan (McLean, 2005).
Komunikasi intrapersonal dipahami sebagai penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri, antara diri sendiri dengan suatu subyek yang tidak tampak, misalkan Tuhan.
Ia merupakan “dialog internal” dan bahkan dapat terjadi saat bersama dengan orang lain sekalipun.
Pengertian lainnya, komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang Anda lakukan dengan diri Anda sendiri, baik lisan, tertulis, atau pikiran.
Komunikasi intrapersonal dapat berupa apa saja, mulai dari memecahkan masalah yang kompleks di benak Anda hingga memikirkan apa yang akan dikenakan hari ini atau apa yang akan Anda pesan untuk sarapan.
Jika Anda membaca artikel atau menonton video online – apa pendapat Anda?
Rangsangan eksternal sering kali membuat Anda berpikir dan sebelum Anda menyadarinya Anda terlibat dalam diskusi pemikiran yang mendalam dengan diri Anda sendiri, yaitu komunikasi intrapersonal.
Selain komunikasi intrapersonal normal yang berulang sepanjang waktu, terdapat juga teknik dan metode afirmasi positif untuk menjalani hidup yang lebih baik, sehat, dan sukses dengan menggunakan komunikasi intrapersonal.
Semua komunikasi intrapersonal dipicu oleh rangsangan eksternal atau internal. Semua pemikiran ulang dan renungan dengan diri sendiri adalah komunikasi intrapersonal.
Ya, melakukan percakapan dengan diri sendiri dalam skenario imajiner juga merupakan bagian dari komunikasi intrapersonal! (Sumber)
Komunikasi internal dalam diri seseorang ini tidak salah kalau disebut “melamun”. Tetapi kalau melamun bisa dalam segala hal.
Komuniukasi intrapersonal terjadi saat kita berbicara kepada diri kita sendiri, sedang melakukan perenungan, perencanaan, dan penilaian yang membentuk landasan-landasan bagi tanggapan, motivasi, dan komunikasi kita dengan orang-orang atau faktor-faktor di lingkungan kita (Casmir, 1974).
Ronald L. Aapplbaum, et. Al dalam Fundamental Concept in Human Comunication (1973) mendefinisikan komunikasi intrapersinal sebagai berikut:
“Komunikasi intapersonal adalah komunikasi yang berlangsung didalam diri kita. Ia meliputi kegiatan berbicara kepada diri kita sendiri dan kegiatan-kegiatan mengamati dan memberikan makna (intellectual dan emosional) kepada lingkungan kita”.
Menurut pengertian diatas, jika mampu menrdialog dengan diri sendiri, berarti mampu mengenal diri sendiri.
Karena begitu penting mengenal diri sendiri bagi kita, belajar mengenal diri sendiri berarti belajar bagaimana kita berpikir dan berasa dan bagaimana kita mengamati, menginterpretaskan, dan mereaksi lingkungan kita.
2. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal (interpersonal communication) atau komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih.
Komunikasi antarpribadi didefinisikan oleh Joseph A. Devito dalam bukunya The Interpersonal Comunication Book (1989) sebagai berikut:
“Komunikasi antarpersonal adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang, atau di antara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa unpan balik seketika.”
Komunikasi pribadi dapat berupa surat pribadi, memo, email, wawancara pribadi, atau percakapan telepon.
Dari pengertian di atas bahwa komunikasi antar pribadi dapat berlasung antar dua orang yang sedang berdua-duaan, seperti antara suami dan istri.
Proses komunikasi interpersonal umumnya berlangsung secara dialogis.
Dialog adalah bentuk komuniukasi antar pribadi yang menunjukan terjadinya interaksi yang menjadikan fungsi ganda yaitu masing-masing bergatian menjadi pendengar dan pembicara.
Komunikasi interpersonal dan dialog membuka terjadinya pengertian bersama (mutual understanding) dan empati sehingga terjadi saling menghargai.
Komunikasi antarpribadi dalam situasi tertentu bisa berbeda. Komunikasi horizontal selalu menimbulkan derajat keakraban yang lebih tinggi ketimbang komunikasi secara vertikal.
Komunikasi secara horizontal adalah komunikasi anatar orang-orang yang mempunyai kesamaan dengan apa yang disebut Wilbur Schramm sebagai frame of reference (kerangka referensi) atau field of experience (bidang pengalaman).
Efektivitas Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal efektif dalam mengubah sikap, kepercayaan, opini, dan pelaku komunikan karena komunikasi ini umumnya berlangsung secara tatap muka (face to face communication).
Jadi ketika komunikan dan anda saling bertatap muka, maka terjadilah kontak pribadi (persoanal contact).
Ketika Anda menyampaikan pesan, umpan balik (feedback) bisa berlangsung seketika. Anda mengetahui pada saat itu tanggapan (respons) komunikan menyampaikan umpan balik positif.
Baca Juga: Tips Komunikasi Efektif
Jenis-Jenis Komunikasi Interpersonal
Jenis-jenis komunikasi anatarpribadi diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu komunikasi diadik dan komunikasi triadik.
1. Komunikasi Diadik (Dyadic Cummunication)
Komunikasi diadik adalah komunikasi anatar pribadi yang berlangsung antar dua orang, yakni yang seorang adalah komunikator yang menyampaikan pesan dan yang seorang lagi komunikan yang menerima pesan.
Komunikasi diadik secara umum mengacu pada interaksi antara dua orang. Sekalipun dua orang hadir dalam suatu situasi, hanya dua komunikator yang memainkan peran mendasar. Ini adalah transaksi orang ke orang dan salah satu bentuk komunikasi ucapan yang paling umum.
2. Komunikasi Triadik (Triadic Communication)
Komunikasi triadik adalah komunikasi antarpribadi yang pelakunya terdiri dari tiga orang, yakni seorang komunikator dan dua orang komunikan.
Jadi, misalnya A seorang komunikator pertama-tama menyampaikan pesan kepada B setelah ditanggapi atau dijawab, beralih kepada C, juga secara dialogis.
Komunikasi interpersonal dipandang sebagai komunikasi yang paling lengkap dan paling sempurna. Komunikasi tatap muka ini membuat manusia merasa lebih akrab dengan sesamanya, berbeda dengan komunikasi lewat media massa seperti surat kabar, televisi dan teknologi komuniasi lainnya.
Karakteristik Komunikasi Interpersonal
Menurut Evert M. Rogers, ada beberapa ciri komunikasi yang menggunakan saluran antarpribadi:
- Arus pesan yang cenderung dua arah
- Konteks komunikasinya tatap muka
- Tingkat umpan balik yang terjadi tinggi
- Kemampuan mengatasi tingkat selektivitas (terutama “selective exposure”) yang tinggi
- Kecepatan jangkauan terhadap audiens yang besar relatif lambat
- Efek yang mungkin terjadi ialah perubahan sikap.
Menurut Agus M. Hardjana ada tujuh karakteristik yang menunjukkan bahwa suatu komunikasi antara dua individu merupakan komunikasi interpersonal.
1. Melibatkan di dalamnya perilaku verbal dan non-verbal.
Komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk verbal
atau nonverbal, seperti komunikasi pada umumnya yang selalu
mencakup dua unsur pokok, yakni isi pesan dan bagaimana isi itu
dikatakan atau dilakukan, baik secara verbal maupun nonverbal.
2. Melibatkan perilaku spontan, kebiasaan dan sadar
Perilaku spontan merupakan perilaku yang dilakukan karena desakan emosi dan tanpa sensor serta revisi secara kognitif.
Artinya perilaku itu terjadi begitu saja. Perkataan spontan dengan nada misalnya ‘hai’ untuk verbal, dan gerakan-gerakan reflek tangan pada non-verbal.
Perilaku Kebiasaan adalah perilaku yang kita pelajari dari kebiasaan. Perilaku itu khas, dilakukan pada situasi tertentu, dan
dimengerti orang.
Contoh verbal mengucapkan selamat dating pada teman yang baru datang dan berjabatan tangan jika berjumpa teman sebagai contoh non-verbal.
Perilaku Sadar yakni perilaku yang dipilih karena dianggap sesuai dengan situasi yang ada. Perilaku itu dipikirkan dan dirancang sebelumnya, dan disesuaikan dengan orang yang akan dihadapi, urusan yang harus diselesaikan dan situasi serta kondisi yang ada.
3. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berproses pengembangan
Komunikasi interpersonal berbeda-beda tergantung dari tingkat hubungan pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi, pesan yang dikomunikasikan dan cara pesan dikomunikasikan.
Komunikasi berkembang berawal dari saling pengenalan yang dalam kemudian berkembang menjadi mendalam dan semakin mendalam, namun tak menutup kemungkinan untuk putus dan saling melupakan.
4. Melibatkan umpan balik pribadi, hubungan interaksi, dan koherensi
Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi tatap muka yang kemungkinan feedback-nya besar sekali, yang kemudian dapat langsung ditanggapi oleh penerima pesan.
Dengan demikian di antara pengirim dan penerima pesan terjadi interaksi antar satu sama lain.
5. Komunikasi interpersonal berjalan menurut peraturan tertentu.
Peraturan itu ada yang bersifat intrinsik dan ada yang bersifat ekstrinsik. Peraturan intrinsik adalah peraturan yang dikembangkan oleh masyarakat untuk mengatur cara orang harus berkomunikasi satu sama lain.
Karena peraturan ini dibuat oleh masyarakat, maka peraturan ini bersifat khas untuk masing-masing masyarakat, budaya dan bangsa.
Peraturan ekstrinsik adalah peraturan yang ditetapkan oleh situasi atau masyarakat.Peraturan ekstrinsik oleh situasi misalnya perbedaan nada bicara ketika menghadiri pemakaman berbeda dengan ketika pesta.
Peraturan ekstrinsik oleh masyarakat missal, berkunjung kerumah teman tidak melebihi jam 9 malam.
6. Komunikasi interpersonal adalah kegiatan aktif
Komunikasi interpersonal bukan hanya komunikasi dari pengirim kepada penerima atau sebaliknya, melainkan komunikasi timbal balik antara pengirim dan penerima pesan.
7. Komunikasi interpersonal saling mengubah.
Melalui interaksi dalam komunikasi, pihak-pihak yang terlibat komunikasi dapat saling member inspirasi, semangat dan dorongan untuk mengubah pemikiran, perasaan dan sikap yang sesuai dengan topik yang dibahas bersama.
Faktor Komunikasi Interpersonal
Menurut Jalaludin Rakhmat dalam Psikologi Komunikasi (2007), komunikasi interpersonal dipengaruhi oleh persepsi interpersonal, konsep diri, atraksi interpersonal, dan hubungan interpersonal.
1. Persepsi Interpersonal
Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli inderawi, atau menafsirkan informasi inderawi.
Persepi interpersonal adalah memberikan makna terhadap stimuli inderawi yang berasal dari seseorang (komunikan) yang berupa pesan verbal dan nonverbal.
Kecermatan dalam persepsi interpersonal akan berpengaruh terhadap keberhasilan komunikasi, seorang peserta komunikasi yang salah memberi makna terhadap pesan akan mengakibat kegagalan komunikasi.
2. Konsep diri
Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Konsep diri yang positif, ditandai dengan lima hal:
- Yakin akan kemampuan mengatasi masalah.
- Merasa setara dengan orang lain.
- Menerima pujian tanpa rasa malu.
- Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan, dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat.
- Mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubah.
Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi antarpribadi:
a. Setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya.
Bila seseorang mahasiswa menganggap dirinya sebagai orang yang rajin, ia akan berusaha menghadiri kuliah secara teratur, membuat catatan yang baik, mempelajari materi kuliah dengan sungguh-sungguh, sehingga memperoleh nilai akademis yang baik.
b. Membuka diri.
Pengetahuan tentang diri kita akan meningkatkan komunikasi, dan pada saat yang sama, berkomunikasi dengan orang lain meningkatkan pengetahuan tentang diri kita.
Dengan membuka diri, konsep diri menjadi dekat pada kenyataan. Bila konsep diri sesuai dengan pengalaman kita, kita akan lebih terbuka untuk menerima pengalaman-pengalaman dan gagasan baru.
c. Percaya diri.
Ketakutan untuk melakukan komunikasi dikenal sebagai communication apprehension. Orang yang aprehensif dalam komunikasi disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri.
Untuk menumbuhkan percaya diri, menumbuhkan konsep diri yang sehat menjadi perlu.
d. Selektivitas.
Konsep diri mempengaruhi perilaku komunikasi kita karena konsep diri mempengaruhi kepada pesan apa kita bersedia membuka diri (terpaan selektif), bagaimana kita mempersepsi pesan (persepsi selektif), dan apa yang kita ingat (ingatan selektif).
Selain itu konsep diri juga berpengaruh dalam penyandian pesan (penyandian selektif).
3. Atraksi interpersonal
Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang.
Komunikasi antarpribadi dipengaruhi atraksi interpersonal dalam hal:
a. Penafsiran pesan dan penilaian.
Pendapat dan penilaian kita terhadap orang lain tidak semata-mata berdasarkan pertimbangan rasional, kita juga makhluk emosional. Karena itu, ketika kita menyenangi seseorang, kita juga cenderung melihat segala hal yang berkaitan dengan dia secara positif.
Sebaliknya, jika membencinya, kita cenderung melihat karakteristiknya secara negatif.
b. Efektivitas komunikasi.
Komunikasi antarpribadi dinyatakan efektif bila pertemuan komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan.
Bila kita berkumpul dalam satu kelompok yang memiliki kesamaan dengan kita, kita akan gembira dan terbuka. Bila berkumpul dengan denganorang-orang yang kita benci akan membuat kita tegang, resah, dan tidak enak. Kita akan menutup diri dan menghindari komunikasi.
4. Hubungan interpersonal
Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain. Hubungan interpersonal yang baik akan menumbuhkan derajad keterbukaan orang untuk mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya, sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung di antara peserta komunikasi.
Jalaludin Rakhmat memberi catatan, terdapat tiga faktor dalam komunikasi antarpribadi yang menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik, yaitu percaya, suportif, dan sikap terbuka.19
1. Percaya (trust)
Di antara berbagai faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal, faktor percaya adalah yang paling penting.
Ada dua keuntungan “percaya”.
Pertama, dapat meningkatkan komunikasi interpersonal karena membuka saluran komunikasi, memperjelas pengiriman dan penerimaan informasi, serta memperluas peluang komunikan untuk mencapai maksudnya.
Kedua, hilangnya kepercayaan pada orang lain akan menghambat perkembangan hubungan interpersonal yang akrab.
2. Sikap suportif
Sikap suportif adalah sikap yang mengurangi sikap sikap defensif dalam komunikasi.
Sudah jelas dengan sikap defensif komunikasi interpersonal akan gagal, karena orang defensif akan lebih banyak melindungi diri dari ancaman yang ditanggapinya dalam situasi komunikasi ketimbang memahami pesan orang lain.
3. Sikap terbuka
Sikap terbuka (open minded) amat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif.
Skill Komunikasi Interpersonal
Ada dua jenis skill atau kecakapan yang harus dimiliki seseorang agar dirinya mampu melakukan komunikasi interpersonal dengan baik dan berhasil, yaitu kecakapan kognitif dan kecakapan behavioral.
1. Kecakapan Kognitif
Kecakapan kognitif merupakan kecakapan pada tingkat pemahaman mengenai bagaimana cara mencapai tujuan personal dan relasional dalam berkomunikasi.
Menurut Hardjana (2007), kecakapan kognitif meliputi:
- Empati (empathy): kecakapan untuk memahami pengertian dan perasaan orang lain tanpa meinggalkan pandangannya sendiri.
- Perspektif social (social perspective): kecakapan melihat kemungkinan-kemungkinan perilaku yang berkomunikasi dengan dirinya.
- Kepekaan (sensitivity) terhadap peraturan atau standar yang berlaku dalam komunikasi interpersonal.
- Pengetahuan akan situasi pada waktu komunikasi sedang dilakukan.
- Memonitor diri (self-monitoring): kecakapan memonitor diri sendiri untuk menjaga ketepatan perilaku dan jeli dalam memperhatikan pengungkapan pihak yang berkomunikasi dengannya.
2. Kecakapan Behavioral
Kecakapan behavioral merupakan kecakapan berkomunikasi pada tingkat tindakan, yang berfungsi dalam mengarahkan pelaku komunikasi untuk mencapai tujuan, baik personal maupun relasional.
Kecakapan behavioral menurut Hardjana (2007) terdiri dari:
a. Keterlibatan interaktif (interactive involment). Keterlibatan interaktif menentukan tingkat keikutsertaan dalam proses komunikasi. Kecakapan ini meliputi:
- sikap tanggap (responsiveness)
- sikap perseptif (perceptiveness)
- sikap penuh perhatian (attentiveness).
b. Manajemen interaksi (interaction management): kecakapan yang berfungsi untuk membantu dalam mengambil tindakan-tindakan yang berguna demi tercapainya tujuan komunikasi.
c. Keluwesan perilaku (behavioral flexibility): kecakapan yang berfungsi menentukan tindakan yang diambil demi tercapainya tujuan komunikasi.
d. Mendengarkan (listening): kecapakan yang berfungsi untuk bisa mendengarkan dan menyelami perasaan pihak lain. Dengan
kecakapan mendengarkan seseorang dapat menjadi teman
berbicara yang baik.
e. Gaya sosial (social style): kecakapan yang mengarahkan pelaku komunikasi pada perilaku yang baik dan menarik sehingga menyenangkan pihak lain.
f. Kecamasan komunikasi (communication anxiety): kecakapan yang dapat dipakai untuk mengatasi rasa takut, cemas, malu, gugup, dst. ketika berhadapan dengan lawan bicara dalam komunikasi personal.
Demikian ulasan lengkap dan detail tentang pengertian komunikasi personal, meliputi komunikasi intrapersonal dan interpersonal.
Referensi
- A. Liliweri, (1991). Komunikasi Antar Pribadi. Citra Aditya Bakti, Bandung.
- Dedy Mulyana,(2001). Ilmu Komunikas Suatu Pengantar. Remaja Rosdakarya, Bandung.
- Depdikbud, (1984). Kemampuan Berkomunikasi antar Pribadi. Ditjen Dikti, Jakarta.
- J.A., Devito, (1997). Komunikasi antar Manusia. Professional Books, Jakarta.
- Nelson, R., Jones (1996). Cara Membina Hubungan Baik dengan Orang Lain. Bumi Aksara, Jakarta.
- Jalaludin Rakhmat, (1996). Psikologi Komunikasi. Remaja Rosdakarya, Bandung.
- Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Grasindo
- Hafied Canggara, 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
- Onong U Effendy, 1986, Dinamika Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.
- Agus M. Hardjana, 2003. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal, Yogyakarta: Kanisius.
- Richard L. Johannesen. 1996, Etika Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.