Model Komunikasi: Pengertian, Fungsi, dan Jenis-Jenisnya

Posted on

Sebagai aktivitas utama manusia, komunikasi dikaji dalam berbagai aspek. Salah satunya dari sisi model. Berikut ini pengertian model komunikasi, fungsi, dan jenis-jenisnya.

model komunikasi

Pengertian Model Komunikasi

Model komunikasi adalah gambaran sederhana dari proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi dengan komponen lainnya.

Menurut Sereno dan Mortensen, suatu model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi.

John Fiske (1990) menyebut ada dua mazhab utama yang tercermin dalam model komunikasi.

1. Transmisi Pesan

Mazhab pertama melihat komunikasi sebagai transmisi pesan. Mazhab ini tertarik dengan bagaimana pengirim dan penerima mengkonstruksi pesan (encode) dan menerjemahkannya (decode), dan dengan bagaimana transmiter menggunakan saluran dan media komunikasi.

Mazhab ini cenderung membahas kegagalan komunikasi dan melihat ke tahap-tahap dalam proses tersebut guna mengetahui di mana kegagalan tersebut terjadi.

2. Produksi dan pertukaran makna

Mazhab kedua melihat komunikasi sebagai produksi dan pertukaran makna.

Hal ini berkenaan dengan bagaimana pesan berinteraksi dengan orang-orang dalam menghasilkan makna.

Fungsi Model Komunikasi

Menurut Gardon Wiseman & Barker, ada tiga fungsi model komunikasi:

  1. Melukiskan proses komunikasi.
  2. Menunjukkan hubungan visual.
  3. Membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi.

Deutsch (1966) menyebutkan empat fungsi model:

  1. Organizing functon: mengorganisasikan suatu hal dengan mengurutkan serta mengkaitkan satu bagian/sistem dengan bagian lain sehingga mendapat gambaran menyeluruh.
  2. Explaining: membantu menjelaskan tentang suatu hal melalui penyajian sederhana.
  3. To predict: sebuah model memungkinkan kita untuk memprediksi outcome, akibat, yang akan dicapai dari suatu peristiwa.
  4. Heuristic: melalui model akan mengetahu hal secara keseluruhan dari gambaran komponen pokok dari sebuah proses atau sistem

Jenis-Jenis Model Komunikasi

Banyak ahli merumuskan model komunikasi. Dari berbagai model yang telah dirumuskan, model komunikasi diklasifikasikan ke dalam tiga jenis model, yaitu model komunikasi linear, model komunikasi transaksional, dan model komunikasi interaksional.

1. Model Komunikasi Linear

Model komunikasi linear adalah model komunikasi yang sangat sederhana. Model ini menggambarkan komunikasi berlangsung secara satu arah.

Arus pesan digambarkan bersifat langsung dari pengirim pesan ke penerima pesan, komunikator ke komunikan.

Dalam model komunikasi linear, tidak terdapat konsep umpan balik (feedback). Penerima pesan bersifat pasif dalam menerima pesan.

Model komunikasi linear di antaranya:

  • Model Komunikasi Aristoteles,
  • Model Komunikasi Lasswell,
  • Model Komunikasi SMCR Berlo,
  • Model Komunikasi Shannon dan Weaver.

2. Model Komunikasi Transaksional

Model komunikasi transaksional adalah model komunikasi yang menekankan pada pentingnya peran pengirim pesan dan penerima pesan dalam proses komunikasi yang berlangsung dua arah.

Model komunikasi transaksional mengaitkan komunikasi dengan konteks sosial, konteks hubungan, dan konteks budaya.

Dalam model ini digambarkan bahwa kita berkomunikasi tidak hanya sebagai ajang untuk pertukaran pesan, melainkan juga untuk membangun hubungan.

Model komunikasi yang merujuk pada model komunikasi transaksional diantaranya adalah model komunikasi transaksional Barnlund.

3. Model Komunikasi Interaksi

Model komunikasi interaksi adalah model komunikasi yang menggambarkan komunikasi berlangsung dua arah.

Umumnya model komunikasi interaksi digunakan dalam media baru seperti internet atau media komunikasi modern.

Model komunikasi yang merujuk pada model komunikasi interaksi adalah model Osgood dan Schramm.

Para ahli telah mengenalkan berbagai macam model komunikasi sebagai upaya untuk menggambarkan dan menjelaskan proses komunikasi serta berbagai faktor yang mempengaruhi arus serta efektivitas komunikasi.

Model-Model Komunikasi

Berikut ini beberapa model komunikasi menurut para ahli yang terangkum dalam tiga jenis model komunikasi di atas.

1. Model Komunikasi Aristoteles

Model Komunikasi Aristoteles dibentuk dengan lima elemen dasar:

  1. Pembicara,
  2. Pidato,
  3. Acara,
  4. Audiens
  5. Efek.

Aristoteles menyarankan pembicara untuk membangun pidato untuk audiens yang berbeda pada waktu (kesempatan) yang berbeda dan untuk efek yang berbeda.

Pembicara memainkan peran penting dalam Public Speaking. Pembicara harus mempersiapkan pidato dan analisis kebutuhan audiens sebelum ia masuk ke panggung. Kata-katanya harus memengaruhi pikiran audiens dan membujuk pemikiran mereka terhadapnya.

Model komunikasi Aristoteles adalah salah satu model komunikasi linear yang ditujukan untuk menggambarkan atau menjelaskan proses public speaking.

Model ini merupakan model komunikasi pertama dan merupakan model komunikasi yang diterima secara luas diantara model komunikasi lainnya.

Model Aristoteles adalah model komunikasi paling klasik, yang sering juga disebut model retoris (rhetorical model).

Bara Juga:  Speaking Skill: Cara Meningkatkan Keterampilan Berbicara

Berdasarkan model komunikasi ini, komunikasi terjadi ketika seorang pembicara menyampaikan pembicaraannya kepada khalayak dalam upaya mengubah sikap mereka.

Dalam model komunikasi ini, ada lima unsur dalam proses komunikasi, yaitu pembicara (speaker), pesan (message/speech), pendengar (listener/audience), acara (occasion), dan aampak (effect).

Aristotle Model of Communication - Msrblog

2. Model Komunikasi Lasswell

Model Lasswell sering digunakan secara spesifik dalam komunikasi massa. Dia menegaskan, untuk memahami proses komunikasi massa kita perlu mempelajari setiap tahapan dalam modelnya.

Model komunikasi Lasswell dalam rumus who says what in which channel to whom with what effect memiliki lima komponen:

  1. Who (sender) – komunikator atau pengirim atau sumber pesan.
  2. What (message) – isi pesan.
  3. Channel (media) – medium atau media.
  4. Whom (receiver) – penerima pesan atau khalayak.
  5. Effect (feedback) – umpan balik yang diberikan oleh penerima pesan kepada pengirim pesan.

Kelima komponen tersebut seringkali dijadikan sebagai bahan analisis atau kajian untuk mengevaluasi masing-masing komponen dan proses komunikasi secara keseluruhan.

Analisis yang dilakukan terhadap kelima komponen komunikasi tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Analisis kontrol, umumnya dilakukan untuk membantu pengirim pesan untuk memiliki seluruh kekuatan.
  2. Analisis isi, umumnya dikaitkan dengan stereoptipe dan representasi perbedaan kelompok politik dan berhubungan dengan tujuan pesan yang disampaikan.
  3. Analisis media, umumnya mengkaji pemilihan media yang akan digunakan untuk mencapai khalayak.
  4. Analisis khalayak, umumnya mengkali siapa yang menjadi target sasaran.
  5. Analisis efek, umumnya dilakukan sebelum proses dimulai dengan tujuan untuk memprediksi efek pesan terhadap target sasaran.

Model komunikasi Lasswell awalnya dikembangkan untuk menganalisis komunikasi massa, khususnya studi tentang media propaganda.

Namun, pada perkembangannya, model ini digunakan pula untuk menganalisis komunikasi interpersonal atau komunikasi kelompok yang menjadi sasaran diseminasi pesan.

Selain itu, Lasswell juga membawa konsep proses komunikasi yang efektif.

Menurutnya, terdapat hubungan antara penyajian fakta-fakta dengan bagaimana fakta-fakta tersebut dapat menyebabkan efek yang berbeda.

Penggunaan konsep efek membuat model Laswell tidak seperti namanya. Hal ini dikarenakan efek dapat berperan juga sebagai umpan balik.

model komunikasi lasswell

Model komunikasi Lasswell memiliki beberapa karakteristik:

  1. Komunikasi berlangsung satu arah.
  2. Tidak konsisten karena menyatakan adanya konsep efek.
  3. Tidak menyertakan umpan balik.
  4. Mengabaikan kemungkinan adanya hambatan-hambatan komunikasi.
  5. Dipandang sangat umum dan hanya mencakup tema-tema tradisional.
  6. Merupakan dasar propaganda karena lebih menitikberatkan pada hasil keluaran.
  7. Umumnya digunakan untuk media persuasi.

3. Model Komunikasi Shannon dan Weaver

Claude Elwood Shannon dan Warren Weaver (1948) mengembangkan salah satu model komunikasi linear yang disebut dengan Model Komunikasi Shannon dan Weaver.

Model Shannon dan Weaver menekankan pada penyampaian pesan berdasarkan tingkat kecermatan.

Diawali dengan pemancar (transmiter) yang mengubah pesan menjadi suatu sinyal, kemudian sinyal tersebut disalurkan atau diberikan pada penerima (received) dalam bentuk percakapan.

Model komunikasi Shannon dan Weaver dapat diterapkan dalam komunikasi antarpribadi, komunikasi publik, dan komunikasi massa.

Apa yang dimaksud dengan Shannon and Weaver Model dalam Ilmu Komunikasi? -  Komunikasi - Dictio Community

 

4. Model Komunikasi SMCR Berlo

SMCR singkatan dari Source, Message, Channel, dan Receiver yang merupakan unsur komunikasi.

Communication Model High Res Stock Images | Shutterstock

Penemu model SMCR ini adalah David Berlo K. Salah satu mahasiswa generasi pertama di Program Doktor Komunikasi di bawah kepemimpinan Wilbur Schramm di Illinois.

Berlo merupakan penulis buku teks komunikasi yang terkenal, The Process of Communication (1960).

Menurut model ini, sumber dan penerima dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut: kemampuan berkomunikasi, perilaku, pengetahuan, sistem sosial, dan budaya.

Model komunikasi SMCR juga menitikberatkan pada proses encoding dan decoding yang terjadi sebelum pengirim mengirim pesan dan sebelum penerima menerima pesan.

Dalam model ini terdapat beberapa komponen yaitu sender, message, channel, dan receiver. Masing-masing komponen dipengaruhi oleh beberapa faktor.

1. Sender (pengirim)

Sumber pesan atau orang yang mengorganisasi pesan. Seorang pengirim pesan atau sumber pesan mengirimkan pesan kepada penerima pesan.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pengirim pesan dan penerima pesan, yaitu:

  1. Keterampilan komunikasi – Jika pengirim pesan memiliki keterampilan komunikasi yang baik, maka pesan akan lebih mudah dikomunikasikan dibandingkan dengan pengirim pesan yang tidak memiliki keterampilan komunikasi yang baik. Keterampilan komunikasi mencakup keterampilan berbicara, keterampilan membaca, keterampilan menulis, keterampilan mendengarkan, dan lain-lain.
  2. Sikap – Sikap yang dimiliki oleh pengirim pesan untuk menciptakan efek pesan.
  3. Pengetahuan – Pengetahuan yang dimiliki oleh pengirim pesan dapat membuat pesan dapat dikomunikasikan secara lebih efektif.
  4. Sistem sosial – Sistem sosial yang mencakup nilai, kepercayaan, hukum, aturan, agama dan lain-lain serta tempat dan situasi mempengaruhi cara pengirim pean dalam mengkomunikasikan pesan. Hal ini menciptakan perbedaan dalam membuat pesan.
  5. Budaya – perbedaan budaya menyebabkan perbedaan dalam menyampaikan pesan.
Bara Juga:  Proses Komunikasi

2. Message (pesan)

Pesan adalah hal substansif yang dikirimkan oleh pengirim pesan kepada penerima pesan.

Pesan dapat berbentuk suara, teks, video atau lain-lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi pesan adalah:

  1. Isi pesan – Merupakan sesuatu yang terdapat dalam pesan.
  2. Elemen pesan – Elemen pesan merupakan hal-hal yang berkaitan dengan pesan nonverbal yang melekat dalam isi seperti gesture, tanda, bahasa sebagai alat komunikasi, dan lain-lain.
  3. Perlakuan – Cara pesan dikirimkan kepada penerima pesan yang menimbulkan efek berupa umpan balik yang diberikan oleh penerima pesan.
  4. Struktur pesan – Pola pembentukan pesan dapat mempengaruhi efektivitas pesan.
  5. Kode – Bentuk dimana pesan dikirimkan bisa berupa teks, video, dan lain-lain.

3. Channel (media)

Media yang digunakan untuk mengirim pesan misalnya telepon, internet sebagai media komunikasi dan lain-lain dan biasanya digunakan dalam komunikasi bermedia (media massa atau media baru).

Namun, jika merujuk pada bentuk atau konteks komunikasi lain seperti misalnya komunikasi interpersonal maka media komunikasi yang dimaksud merujuk pada kelima rasa melalui panca indera yang dimiliki oleh manusia.

Kelima rasa inilah yang turut mempengaruhi arus dan efektivitas komunikasi. Kelima rasa tersebut adalah mendengarkan, melihat, menyentuh, mencium, dan merasakan.

  1. Mendengar – pesan yang diterima melalui indera pendengaran.
  2. Melihat – pesan yang diterima melalui indera penglihatan mencakup pesan nonverbal.
  3. Menyentuh – sebagian pesan nonverbal terjadi melalui sentuhan seperti menepuk pundak.
  4. Mencium – pesan yang diterima melalui indera penciuman.
  5. Merasakan – pesan yang diterima melalui indera perasa.

4. Receiver (penerima)

Orang yang menerima pesan yang dikirmkan oleh pengirim pesan. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerima pesan sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pengirim pesan, yaitu :

  1. Keterampilan komunikasi – Penerima pesan yang memiliki keterampilan komunikasi (keterampilan berbicara, keetrampilan menulis, keterampilan membaca, kemampuan mendengarkan dan lain-lain) yang baik akan dapat menerima pesan dengan baik.
  2. Sikap – sikap yang dimiliki oleh penerima pesan untuk menerima pesan.
  3. Pengetahuan – pengetahuan yang dimiliki oleh penerima pesan dapat membuat pesan mudah diterima dengan baik oleh penerima pesan.
  4. Sistem sosial – Sistem sosial (nilai, kepercayaan, hukum, aturan, agama, dan lain-lain) mempengaruhi cara menerima pesan yang menyebabkan perbedaan dalam menerima pesan.
  5. Budaya – perbedaan budaya dapat menyebabkan perbedaan dalam menerima pesan.

Model komunikasi SMCR Berlo memiliki beberapa karakteristik:

  1. Fokus pada proses encoding dan decoding.
  2. Komponen komunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor.
  3. Tidak adanya konsep umpan balik.
  4. Efek komunikasi tidak dapat diketahui.
  5. Tidak ada konsep gangguan atau noise atupun berbagai hambatan proses komunikasi lainnya,
  6. Komunikasi berlangsung satu arah.
  7. Baik pemberi pesan atau penerima pesan memiliki kesamaan jika dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi keduanya.

5. Model Komunikasi Barnlund

Dean C. Barnlund mengenalkan model komunikasi transaksional bagi dasar komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi tahun 1970.

Model ini menggambarkan proses pengiriman dan penerimaan pesan yang terjadi secara simultan antara partisipan komunikasi.

Model komunikasi Barnlund dikenal dengan nama Model Komunikasi Transaksional Barnlund.

Model ini merupakan respons terhadap model komunikasi linear yang bersifat statis ke model komunikasi yang bersifat dinamis dan model komunikasi dua arah.

Model komunikasi transaksional Barnlund menggambarkan proses komunikasi yang berlangsung secara berkesinambungan.

Pengirim dan penerima saling bertukar peran dan bertukar tempat secara seimbang.

Pesan berjalan mengambil tempat dengan umpan balik konstan yang diberikan oleh partisipan komunikasi.

Umpan balik yang diberikan oleh salah satu pihak adalah pesan bagi pihak lainnya.

PPT - PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI PowerPoint Presentation, free download -  ID:5475199

6. Model Komunikasi Osgood dan Schramm

Model proses komunikasi yang digambarkan oleh Osgood dan Schramm ini berlaku untuk bentuk-bentuk komunikasi antarpribadi.

Dijelaskan bahwa proses komunikasi berjalan secara sirkuler, dimana masing-masing pelaku secara bergantian bertindak sebagai komunikator/ sumber dan komunikan/penerima.

Menurut model ini masing-masing pelaku komunikasi akan terlibat dalam proses pembentukan pesan (encoding), penafsiran (interpreting) pesan, serta penerimaan dan pemecahan kode pesan (decoding).

Menurut model komunikasi Osgood dan Schramm, terdapat sembilan komponen dalam proses komunikasi:

  1. Sender (transmitter) orang yang mengirimkan pesan.
  2. Encoder – orang yang mengubah pesan ke dalam bentuk kode.
  3. Decoder – orang yang mendapatkan pesan yang telah di-encode yang telah dikirimkan oleh encoder dan mengubahnya ke dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh orang lain.
  4. Interpreter – orang yang mencoba untuk memahami dan menganalisa pesan. Pesan diterima setelah interpretasi. Interpreter dan receiver adalah orang yang sama.
  5. Receiver – orang yang menerima pesan yang melakukan proses decoding dan menginterpretasikan pesan-pesan aktual.
  6. Message – data yang dikirimkan oleh pengirim pesan dan informasi yang diterima oleh penerima pesan.
  7. Feedback – proses merespon pesan yang diterima oleh penerima pesan.
  8. Medium – media atau saluran yang digunakan oleh pengirim pesan untuk mengirim pesan.
  9. Noise – gangguan yang terjadi selama proses komunikasi berlangsung. Gangguan juga dapat berupa gangguan semantic dimana terjadi perbedaan dalam pemaknaan pesan yang dikirimkan oleh pengirim pesan dan pemaknaan pesan yang diinterpretasi oleh penerima pesan.
Bara Juga:  Komunikasi Politik, Ringkasan Materi Kuliah

Mengenal Komunikasi Massa – Seven Mass

Menurut Schramm, latar belakang individu yang terlibat dalam proses komunikasi memainkan peranan yang sangat penting dalam komunikasi.

Setiap orang memiliki latar belakang pengetahuan, pengalaman, serta budaya yang berbeda satu sama lain. Perbedaan latar belakang ini mempengaruhi setiap individu dalam menginterpretasi pesan yang diterima.

Model komunikasi Osgood dan Schramm memiliki beberapa karakteristik, yaitu :

  1. Fokus pada encode dan decode.
  2. Komunikasi berlangsung dua arah.
  3. Adanya konsep field of experience yang merupakan efek psikologis dapat membantu untuk memahami proses komunikasi.
  4. Umpan balik bersifat tidak langsung dan lambat.
  5. Terdapat konsep umpan balik sehingga memudahkan bagi pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan diinterpretasi dengan baik oleh penerima pesan.
  6. Tidak diabaikannya konsep gangguan atau noise.
  7. Penerima pesan dan pengirim pesan dapat bertukar peran dalam menyampaikan dan menerima pesan.
  8. Bersifat dinamis dan berguna secara praktis.
  9. Gangguan semantik atau semantic noise merupakan konsep yang dapat membantu memahami permasalah yang dapat terjadi selama pesan diinterpretasi.
  10. Konsep interpretatif membuat komunikasi menjadi efektif.
  11. Konsep konteks membuat faktor lingkungan dapat dimasukkan ke dalam interpretasi pesan dan membuat perubahan dalam nilai pesan.
  12. Tidak sesuai atau tidak cocok untuk diterapkan dalam proses komunikasi yang sangat kompleks.
  13. Hanya terdapat dua sumber utama yang berkomunikasi.
  14. Banyaknya sumber justru akan membuat proses komunikasi mengalami komplikasi dan model komunikasi tidak dapat diimplementasikan dengan baik.
  15. Dimungkinkan terjadinya perbedaan interpretasi terhadap pesan yang dikirimkan dan pesan yang diterima
  16. Digunakan untuk media baru
  17. Dapat menjadi model komunikasi linear jika penerima pesan tidak memberikan tanggapan.

7. Model S&R

Model komunikasi paling dasar. Sebagai pertukaran atau pemindahan informasi atau gagasan, komunikasi dianggap sebagai suatu proses aksi & reaksi yang sangat sederhana.

Ketika saya tersenyum pada Anda dan Anda membalas senyuman saya itulah model S&R.

Hanya Sekedar Tulisan.....: KOMUNIKASI

Model ini mengasumsikan bahwa kata-kata, isyarat, verbal, gambar, non-verbal, dan tindakan-tindakan tertentu akan merangsang orang lain untuk memberikan respons dengan cara tertentu.

8. Model Westley dan MacLean

Model Westley dan MacLean merupakan model perluasan dari model komunikasi Lasswell dan mode  Shannon and Weaver, yaitu dengan menambahkan jumlah peristiwa, gagasan, dan objek yang tidak terbatas.

Apa yang dimaksud dengan Westley and MacLean's Model dalam Ilmu Komunikasi?  - Komunikasi - Dictio Community

Model ini tidak membatasi pada tingkat individu, bisa juga terjadi pada aktivitas suatu kelompok atau suatu lembaga sosial, karena menurut pendapat Westley, setiap individu, kelompok, atau sistem mempunyai kebutuhan untuk mengirim dan menerima pesan sebagai sarana orientasi terhadap lingkungan.

Model ini merumuskan antara komunikasi antarpribadi dan komunikasi massa.

Konsep penting yang tercakup dalam model ini adalah memasukkan umpan balik. Perbedaan dalam umpan balik inilah yang membedakan antara komunikasi antar pribadi dan komunikasi massa.

Dalam komunikasi antarpribadi, umpan balik yang diterima bersifat segera, sedangkan umpan balik dalam komunikasi massa bersifat tertunda.

Dalam model Westley dan MacLean ini terdapat lima unsur, yaitu: objek, orientasi, pesan, sumber, penerima dan umpan balik.

Sumber

  • Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Rosdakarya
  • Rakhmat, Jalaluddin. 1985. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya.
  • Sendjaja, Sasa Djuarsa. 1993. Teori Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka