Sebagai sebuah proses, aktivitas, dan skill, komunikasi itu ada level atau tingkatannya. Berikut ini level komunikasi atau tingkatan dalam komunikasi.
Menurut Anurag Bhai Patidar (2012), level komunikasi ditentukan oleh dasar jumlah orang yang terlibat dalam sebuah proses komunikasi, juga oleh tujuan komunikasi.
Levels of communication are determined on the basis of the number of people involved in the process of communication as well as on the purpose of communication.
Konsep atau teori tentang level komunikasi ini dikemukakan Dennis McQuail dalamĀ Mass Communication Theory. Buku ini diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia, Teori Komunikasi Massa (Jakarta: Erlangga, 1987).
Level komunikasi menurut McQuail ini banyak dikutip dalam buku-buku komunikasi sebagaimana dalam daftar pustaka di akhir postingan ini.
Level Komunikasi versi McQuail
Menurut McQuail, secara umum kegiatan komunikasi dalam masyarakat dapat berlangsung dalam enam tingkatan atau level.
1. Komunikasi Intrapersonal
Disebut juga komunikasi intrapribadi, komunikasi intrapersonal adalah proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang.
Penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi dalam diri komunikator atau dalam diri sendiri.
Komunikasi intrapersonal merupakan keterlibatan internal secara aktif dari individu dalam pemprosesan simbolis dari pesan-pesan yang diproduksi melalui proses pemikiran internal individu.
Dalam komunikasi intrapersonal, seorang individu menjadi pengirim sekaligus penerima pesan, juga memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri, dalam proses internal yang berkelanjutan.
Dalam konteks komunikasi intrapersonal akan dijumpai cara seseorang menerima informasi, mengelolahnya, menyimpannya, dan menghasilkannya kembali sebagai sebuah proses yang berlangsung terus-menerus.
Proses pengolahan informasi itu disebut sebagai komunikasi intrapersonal, meliputi sensasi, persepsi, memori, dan berpikir.
- Sensasi adalah adalah pengalaman elementer yang segera, tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera.
- Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli).
- Memori adalah sistem yang sangat berstruktur, yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya.
- Berpikir adalah proses memahami realitas dalam rangka mengambil keputusan (decision making), memecahkan persoalan (problem solving), dan menghasilkan yang baru (creativity).
Dalam komunikasi intrapersonal juga terdapat faktor eksternal sebagai penarik perhatian untuk proses berpikir, yaitu:
- Gerakan Visual tertarik pada objek yang dapat terlihat dan bergerak
- Intensitas Rangsanga ( Stimuli)
- Novelty , hal-hal yang baru dan luarbiasa , beda dan akan menarik perhatian
- Perulangan, hal yang disajikan berkali-kali dan ditambah seikit variasi, hal ini akan menarik perhatian.
2. Komunikasi Interpersonal
Disebut juga komunikasi antarpribadi, komunikasi interpersonal adalah proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain (pihak lain).
Menurut pengertian tersebut, komunikasi dikaitkan dengan pertukaran informasi yang bermakna dan harus membawa hasil di antara orang-orang yang berkomunikasi.
Komunikasi interpersonal menghendaki informasi atau pesan dapat tersampaikan dan hubungan orang yang berkomunikasi dapat terjalin.
Oleh karena itu, setiap orang dituntut memiliki keterampilan komunikasi interpersonal agar dapat berbagi informasi, bergaul, dan menjalin kerjasama untuk bertahan hidup.
Keterampilan seseorang ini melekat pada setiap pribadi dalam persentuhannya dengan masyarakat (baik individu maupun kelompok), yang dalam perwujudannya akan menampilkan sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang mencerminkan keakuratan dalam menunjang pelaksanaan tugas.
Keterampilan dasar komunikasi perseorangan ini meliputi:
- Keterampilan mengamati (observing skill)
- Keterampilan menggambarkan (describing skill)
- Keterampilan mendengarkan (listening skill)
- Keterampilan bertanya (questioning skill)
- Keterampilan meringkas (summarizing skill)
- Keterampilan member dan menerima umpan balik (feedback skill)
Tujuan komunikasi interpersoanal, sebagaimana dikemukakan DeVito (1992:13-14), yaitu sebagai berikut:
- Mempelajari secara lebih baik dunia luar, seperti berbagai objek, peristiwa, dan orang lain. Meskipun informasi tentang dunia luar itu dikenal melalui media massa, hal itu sering didiskusikan, dipelajari, diinternalisasi, melalui komunikasi interpersonal. Selanjutnya, melalui komunikasi interpersonal, dapat mengevaluasi keadaan untuk dibandingkan dengan kondisi sosial orang lain.
- Memlihara hubungan dan mengembangkan kedekatan atau keakraban. Melalui komunikasi interpersonal, adanya keinginan menjalin rasa cinta dan kasih sayang.
- Memengaruhi sikap-sikap dan perilaku orang lain. Upaya memengaruhi pihak lain menjadi demikian penting bagi pengawas/penilik kependidikan yang tugasnya melakukan pembinaan.
- Menghibur diri atau bermain.
3. Komunikasi Kelompok
Disebut juga komunikasi grup (group communication), komunikasi kelompok adalah kegiatan komunikasi yang berlangsung di antara anggota suatu kelompok.
Pada tingkatan ini, masing-masing individu berperan sesuai kedudukannya dalam kelompok.
Tipe komunikasi ini oleh banyak kalangan dinilai sebagai pengembangan dari komunikasi antarpribadi.
Trenholm dan Jensen (1995) mengatakan, komunikasi antar dua orang yang berlangsung secara tatap muka biasanya bersifat spontan dan informal.
Keberhasilan komunikasi kelompok di sebabkan oleh keterbukaan anggota dalam menanggapi dan merasakan apa yang di rasakan anggota lain, serta dengan senang hati menerima informasi atau pendapat dari anggota lain.
Situasi kelompok yang mendukung komunikasi berlangsung efektif yaitu dengan perasaan positif terhadap diri anggota kelompok.
Doronggan terhadap orang lain agar lebih aktif berpartisipasi dalam kelompok, yakni bahwa semua anggota kelompok memiliki gagasan yang penting untuk yang di sumbangkan kepada kelompok
Tujuan komunikasi kelompok yaitu masing-masing individu memiliki tujuan yang pararel dengan tujuan kelompoknya.
Oleh karena itu, anggota anggota kelompok berusaha untuk mencapai keberhasilan tujuan kelompok dan menghindari ke gagalan tujuan kelompok.
Pergeseran risiko keputusan yang diambil kelompok akan lebih kecil mengandung risiko dari pada keputusan itu di ambil oleh satu anggota kelompok.
4. Komunikasi Antarkelompok atau Asosiasi
Komunikasi antarkelompok atau komunikais antar asosiasi yaitu kegiatan komunikasi yang berlangsung antara suatu kelompok dan kelompok lainnya, atau antara suatu asosiasi dan asosiasi lainnya.
Jumlah pelaku yang terlibat dalam komunikasi jenis ini hanya dua orang atau beberapa orang. Akan tetapi, masing- masing membawakan peran dan kedudukannya sebagai wakil nya masing-masing.
Dengan demikian, pesan yang disampaikan menyangkut kepentingan kelompok/asosiasi. Misalnya, pertemuan antara pengurus ormas A dan ormas B, atau pertemuan antara pengurus sebuah organisasi profesi wartawan dan organisasi profesi pengacara.
5. Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi pada umumnya membahas struktur dan fungsi organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta budaya organisasi.
Organisasi sebagai kerangka menunjukkan adanya pembagian tugas antara orang-orang di dalam organisasi itu dan dapat diklasifikasikansebagai tenaga pimpinan dan tenaga yang dipimpin.
Komunikasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifatnya saling bergantung satu sama lain meliputi arus komunikasi vertical dan horizontal.
Menurut para ahli, organisasi merupakan suatu kesatuan atau perkumpulan yang terdiri atas orang/bagian yang di dalamnya terdapat aktivitas kerja sama berdasarkan pola dan aturan untuk mencapai tujuan bersama.
Dalam komunikasi organisasi mencakup kegiatan komunikasi dalam organisasi dan komunikasi antarorganisasi. Sifat komunikasi organisasi lebih formal dan lebih mengutamakan prinsip-prinsip efisiensi dalam melakukan kegiatan komunikasinya.
Misalnya, pertemuan antara direksi perusahaan A dan para manajernya, surat menyurat antara perusahaan A dan perusahaan B, atau pertemuan antara pimpinan perusahaan A dan pimpinan Departemen B.
6. Komunikasi Publik
Komunikasi publik adalah komunikasi dengan masyarakat secara luas.
Jenis level komunikasi ini yaitu komunikasi yang ditujukan kepada masyarakat secara luas. Bentuk kegiatan komunikasinya dapat dilakukan melalui dua cara.
a. Komunikasi massa, yaitu komunikasi melalui media massa, seperti radio, majalah, surat kabar, dan televise.
b. Tanpa melalui media massa, misalnya ceramah atau pidato di lapangan terbuka. Sifat isi pesan komunikasi yang disampaikan menyangkut kepentingan orang tidak bersifat pribadi.
Level Komunikasi versi Patidar
Selain level komunikasi di atas, ada juga level komunikasi yang dikemukakan Anurag Bhai Patidar dalam bukunya, Communication and Nursing Education (Pearson Education India, 2012).
Patidar menyebutkan lima level komunikasi, yaitu Intrapersonal Communication (Komunikasi Intrapribadi), Interpersonal Communication (Komunikasi Antarpribadi), Transpersonal Communication (Komunikasi Transpribadi), Small-group Communication (Komunikasi Kelompok-Kecil), Public Communication (Komunikasi Publik).
Patidar menambahkan satu lagi level komunikasi, yaitu Social Communication (Komunikasi Sosial).
1. Komunikasi Intrapersonal
Intrapersonal Communication (Komunikasi Intrapribadi) yaitu komunikasi seseorang dengan dirinya sendiri (communication with the self).
Tipe komunikasi intrapribadi sama dengan proses berpikir, yaitu ketika seseorang secara sadar (sengaja) mengirimkan informasi pada dirinya untuk menganalisis sebuah situasi dan mengambil sikap atau keputusan.
2. Komunikasi Intrapersonal
Interpersonal Communication atau Komunikasi antarpribadi merujuk pada interaksi antara dua orang –lazimnya terjadi secara tatap muka (face to face).
Tujuan komunikasi antarpribadi biasanya untuk berbagi (share) informasi, pendapat, gagasan (ide), dan sebagainya.
Komunikasi Antarpribadi dapat dibagi menjadi tiga tipe:
- Assertive Communication (Komunikasi Asertif).
- Nonassertive Communication (Komunikasi Nonasetif)
- Aggressive Communication (Komunikasi Agresif).
Ciri-ciri (karakterstik) komunikasi asertif a.l. dengan percaya diri mengekspresikan yang Anda pikirkan, rasakan, dan percayai; dengan lantang membela hak Anda seraya menghormati hak orang lain; menyampaikan maksud dan harapan tanpa menghina, mempermalukan, atau merendahkan orang lain; respek terhadap kebutuhan dan hak diri sendiri dan orang lain.
Ciri-ciri komunikasi nonasertif a.l. ketidakmampuan mengekspresikan pemikiran, perasaan, dan keyakinan secara konsisten; membolehkan orang lain untuk melanggar hak Anda tanpa tantangan; kurang menghargai preferensi sendiri; orang lain dengan mudah mengabaikan pemikiran, perasaan, dan keyakinan Anda.
Ciri-ciri komunikasi agresif a.l. mengekspresikan diri dengan cara mengintimidasi, menghina, atau merendahkan orang lain serta meraih keinginan dengan cara merusak hak-hak orang lain.
3. Komunikasi Transpersonal
Komunikasi Transpersonal yaitu komunikasi yang terjadi dalam domain spiritual seseorang.
Tujuan komunikasi transpersonal yaitu untuk memunculkan kesadaran tentang diri (self-hood), meningkatkan spiritualitas, lebih cenderung bersifat vertikal –mengutamakan hubungan spiritual seseorang dengan Tuhannya.
4. Komunikasi Small-group
Yaitu komunikasi yang terjadi dalam sebuah grup kecil. Tujuannya untuk menyampaikan informasi yang menjadi kebutuhan atau ketertarikan anggota kelompok atau kadang-kadang untuk mengetahui pendapat anggota kelompok tentang suatu masalah atau membuat sebuah keputusan.
5. Komunikasi Publik
Publik biasanya dipahami sebagai sebuah kelompok besar orang (large group of people). Ringkasnya, komunikasi kepada orang banyak (massa).
Komunikasi publik sering disetarakan dengan komunikasi massa, yakni komunikasi melalui media massa, meski komunikasi publik tidak selalu dilakukan melalui perantara media massa.
Komunikasi publik juga sering dipahami sebagai berbicara di depan orang banyak (public speaking) yang membutuhkan keterampilan komunikasi khusus (special communication skills), seperti gestur, suara, dan bahan media yang harus digunakan untuk mengkomunikasikan pesan secara efektif.
6. Komunikasi Sosial
Social Communication atau Komunikasi sosial yaitu komunikasi yang terjadi dalam konteks sosial, yaitu membina hubungan dengan sesama manusia dalam kehidupan sehari hari.
Sapaan “Selamat Pagi, Apa Kabar?” “Bagaimana kabar anak-anak Anda?” masuk dalam level komunikasi sosial.
Demikian pengertian dan tingkatan atau level komunikasi.
Sumber:
- Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya,1997)
- Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi,Suatu Penganta, (Bandung: Rosda Karya, 2000).
- Suryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Bandung:Pustaka Setia, 2015).