Struktur Piramida Terbalik
Mengikuti struktur ini, “dasar” piramida —fakta paling mendasar atau paling penting— muncul di bagian atas berita, di paragraf utama (tera, lead, alinea pertama).
Informasi non-esensial muncul di paragraf berikut sesuai urutan kepentingannya.
Sementara beberapa penulis media mengkritik struktur piramida terbalik, itu tetap menjadi salah satu struktur yang paling banyak digunakan dan teruji waktu dalam penulisan media massa.
APA YANG PENTING?
Informasi penting umumnya merujuk pada “Lima W” jurnalisme yang sering dikutip: Siapa, Apa, Kapan, Di mana, dan Mengapa.
Paragraf utama yang berhasil mengomunikasikan, pada tingkat dasar, fakta penting tentang siapa yang melakukan apa, kapan, di mana, dan mengapa.
Grafik “kacang” (nut) berikut berisi detail tambahan, kutipan dari sumber, statistik, latar belakang, atau informasi lainnya. Ini ditambahkan ke artikel sesuai urutan pentingnya, sehingga item yang paling tidak penting berada di bagian bawah.
ASAL
Struktur piramida terbalik adalah produk teknologi media lama—telegraf. Ketika outlet berita mengirimkan informasi melalui kabel, masuk akal untuk menggunakan piramida terbalik karena informasi paling penting dalam cerita itu dikirim terlebih dahulu.
Jika terjadi koneksi yang terputus, siapa pun yang menerima berita tersebut masih dapat mencetak fakta-fakta penting.
Struktur piramida terbalik juga menguntungkan editor. Jika editor perlu memotong artikel, mereka cukup memotong dari bawah. Jika reporter mereka menulis dalam struktur piramida terbalik yang andal, informasi paling penting akan tetap berada di atas.
KRITIK
Beberapa media mengkritik piramida terbalik karena tidak berseni, dan tentu saja, itu tidak tepat untuk setiap berita, karena menghilangkan banyak otonomi dari reporter.
Yang lain menghubungkan gaya piramida terbalik dengan penurunan jumlah pembaca surat kabar, dengan alasan bahwa, dengan memberikan bagian akhir terlebih dahulu, struktur tersebut bertentangan dengan dasar-dasar narasi.
Beberapa sarjana telah berteori bahwa struktur piramida terbalik mungkin sebenarnya lebih sulit dipahami oleh pembaca.
Dengan munculnya tulisan berita online, struktur piramida terbalik tidak lagi menonjol seperti dulu.
Dalam format online, di mana editor tidak lagi terikat oleh inci kolom, panjang artikel lebih fleksibel.
Demikian pula, jurnalisme online semakin dipengaruhi oleh kehadiran blogger, yang biasanya menjauhi struktur penulisan berita tradisional.
KESIMPULAN
Struktur piramida terbalik berarti menempatkan informasi yang paling mendasar di paragraf utama cerita, dan kemudian menyusun rincian lainnya, dari yang paling penting hingga yang paling tidak penting.
Meskipun terdapat kritik terhadap gaya piramida terbalik, pendekatan ini tetap digunakan secara luas dalam penulisan berita media massa.