Mau belajar jurnalistik? Anda berada di halaman yang tepat berisi Dasar-Dasar Jurnalistik untuk Pemula (Journalism Basics for Beginner).
Sebagian materi dalam postingan ini disadur dari laman Online Lab Purdu University (OWL).
Istilah jurnalistik atau jurnalisme identik dengan wartawan, berita, media massa, pers, wawancara, reportase, dan pemberitaan. Memang ituah ruang lingkup jurnalistik.
Pengertian Jurnalistik
Secara bahasa, jurnalistik atau jurnalisme adalah proses atau pekerjaan mengumpulkan dan menulis berita di media massa. Jurnalistik juga disebut ilmu kewartawanan.
Jurnalistik atau jurnalisme adalah praktik mengumpulkan, merekam, memverifikasi, dan melaporkan informasi yang penting bagi publik melalui media massa.
Meskipun tugas-tugas umum ini secara historis konsisten, proses jurnalistik khusus telah berkembang seiring dengan perubahan cara informasi dikumpulkan, disebarluaskan, dan dikonsumsi.
Hal-hal seperti penemuan mesin cetak pada abad ke-15 yang melahirkan media cetak koran (surat kabar dan majalah), penyelesaian kabel telegraf transatlantik pertama tahun 1858, debat presiden pertama yang disiarkan televisi tahun 1960, dan lebih banyak lagi, telah memperluas cara jurnalis menulis (serta cara yang dibaca pembacanya).
Hari ini, wartawan dapat melakukan sejumlah peran yang berbeda. Mereka masih menulis karya berbasis teks tradisional, tetapi mereka juga dapat membuat film dokumenter, merekam podcast, membuat esai foto (foto jurnalistik), membantu menjalankan siaran TV 24 jam, dan menyimpan berita di ujung jari kita melalui media sosial dan internet –jurnalisme digital atau jurnalistik online.
Secara kolektif, berbagai media jurnalistik ini membantu masyarakat mengetahui apa yang sedang terjadi di dunia sehingga mereka dapat membuat keputusan yang tepat.
Karya jurnalistik adalah karya fiksi berdasarkan fakta (faktual) atau kejadian nyata. Ini yang membedakan tulisan jurnalistik dengan karya fiksi seperti cerpen atau novel.
Perbedaan terpenting antara jurnalisme dan bentuk penulisan nonfiksi lainnya adalah gagasan objektivitas. Jurnalis atau wartawan diharapkan untuk menjaga pola pikir objektif atau “apa adanya”, setiap saat saat mereka mewawancarai narasumber, meneliti peristiwa, dan menulis serta melaporkan berita mereka.
Cerita mereka seharusnya tidak bertujuan untuk membujuk pembaca mereka melainkan untuk menginformasikan. Bukan berarti Anda tidak akan pernah menemukan opini di surat kabar—sebaliknya, jurnalis harus sangat berhati-hati dalam menjaga subjektivitas seperti editorial, kolom, dan konten berbasis opini lainnya.
Demikian pula, wartawan mencurahkan sebagian besar upaya mereka untuk bekerja dengan sumber primer, sedangkan makalah penelitian atau tulisan nonfiksi lainnya mungkin sering berkonsultasi dengan ensiklopedia, artikel ilmiah, atau sumber sekunder atau tersier lainnya.
Ketika seorang jurnalis sedang meneliti dan menulis cerita, mereka akan sering mewawancarai sejumlah individu — dari politisi hingga warga negara biasa — untuk mendapatkan wawasan tentang apa yang telah dialami orang, dan kutipan yang dikumpulkan jurnalis mendorong dan membentuk cerita mereka.
Jenis-Jenis Jurnalistik
Jenus-jenis jurnalistik berdasarkan medianya dibagi menjadi tiga jenis:
- Jurnalisme cetak –surat kabar, tabloid, majalah
- Jurnalisme penyiaran –radio, televisi
- Jurnalisme online –website berita, situs berita.
Jurnalisme online disebut juga jurnalisme digital, jurnalisme internet, jurnalisme website, dan jurnalisme multimedia –karena bisa menyajikan berita dalam berbagai format sekaligus (teks, gambar, audio, video).
Sarana publiikasi hasil proses jurnalistik adalah media massa. Anda bisa lihat pengertian media massa.
Halaman-halaman berikutnya berisi gambaran singkat tentang praktik dan standar jurnalistik, seperti etika mengumpulkan dan melaporkan informasi; konvensi penulisan seperti piramida terbalik dan menggunakan Associated Press (AP) Style.